Home » Posts filed under Hasil penelusuran untuk Gereja Vietnam
Polisi secara brutal menyerang dan membubarkan umat Katolik yang berkumpul untuk berdoa di Vietnam bagian utara pada 19 Juni.
Sebanyak 60 polisi dan para pejabat menyerang serta menyeret umat
Katolik yang menghadiri sesi doa mingguan yang diadakan di rumah seorang
awam.
Pemerintah Vietnam terus melakukan tindakan represif kepada orang
Kristen di negara komunis itu. Gereja harus memberitahu pihak berwenang
sebelum pelayanan doa atau Misa.
Sebuah sumber Gereja yang tidak ingin menyebut identitasnya
mengatakan Tran Thi Tram, pemilik rumah, mengadakan pertemuan doa
tersebut untuk memperingati ulang tahun kematian ibunya. Sejumlah umat
hadir.
Polisi masuk ke rumah di distrik Muong Khuong, Provinsi Lao Cai.
Mereka membubarkan peserta dan menyita ponsel ketika orang mencoba
mengambil video.
Polisi memukul Tram, suami dan putrinya serta seorang wanita tetangga karena melawan mereka.
“Polisi secara brutal menyerang dan menyeret mereka keluar dari rumah seperti anjing,” kata sumber itu kepada ucanews.com.
Polisi juga menggunakan pengeras suara untuk memerintahkan umat
membubarkan diri. “Mereka membuat gaduh,” kata sumber itu. “Dan mereka
meminta umat Katolik untuk tidak mengganggu ketertiban umum.”
Seorang aktivis Kristen mengatakan polisi telah “memasuki rumah
secara ilegal,” dan “kebebasan beragama dilanggar dan tidak menghormati
orang.”
Serangan seperti itu adalah ketiga dalam waktu satu bulan. Polisi dan
pihak berwenang secara brutal membubarkan sebuah Misa hari Minggu yang
diadakan oleh Pastor Joseph Nguyen Van Thanh pada 12 Juni.
Sebelumnya, pada 28 Mei, mereka mengancam dan menghambat seorang imam lokal untuk merayakan Misa bagi umat Katolik setempat.
Umat Katolik setempat telah mengajukan petisi kepada pemerintah untuk
mengizinkan mereka membangun sebuah kapel, tetapi ditolak. Maka mereka
berkumpul di rumah-rumah pribadi untuk mengadakan Misa dan doa.
sumber : disini
disini
[Continue reading...]
ROMO YANG DIANIAYA di VIETNAM
ROMO Joseph Nguyen Van The diserang empat orang, Sabtu sore, 7/5. Imam Keuskupan Bac Ninh, Vietnam itu dipukul dengan besi.
Insiden ini terjadi di tengah perjalanan Pastor The untuk memimpin Misa rutin di Stasi Son Duong, Provinsi Tuyen Quang.
Menurut juru bicara Keuskupan Bac Ninh, Pastor Nguyen Van Hoi, luka-luka Pastor The cukup parah sehingga butuh penanganan di Rumah Sakit Hung Vuong, Provinsi Phu Tho.
Sopir dan dua perempuan yang menemani Pastor The sama sekali tak disakiti, seperti dilansir ucanews.com 12/5.
Pastor The sudah kesohor di sekitar Tuyen Quang sebagai aktivis pembela hak-hak masyarakat lokal, terutama kaum tani.
Ia menggerakkan rakyat menolak aktivitas tambang dan perampasan lahan.
Ia sempat memimpin petani melawan pemerintah karena kebijakan tambang pasir ilegal dan penjarahan lahan yang merugikan petani dan merusak lingkungan hidup.
Disinyalir, motif penganiayaan atas Pastor The terkait erat dengan aktivitasnya sebagai pejuang rakyat kecil yang tertindas.
KISAH DIBALIK PEMBUNUHAN PELAYAN PASTORAL di DUNIA
TIAP tahun Gereja di beberapa tempat di dunia mengalami pengalaman teraniaya. Tahun 2015, sebanyak 22 pelayan pastoral wafat di medan karya.
Agenzia Fides mencatat, jumlah ini sama dengan yang terjadi selama tahun 2013.
Tragedi pembunuhan para pelayan pastoral ini terjadi di empat benua.
Amerika–terutama Amerika Latin–menempati urutan tertinggi jumlah pelayan pastoral yang dibunuh selama tujuh tahun terakhir.
Tahun 2015, sebanyak tujuh imam dan seorang suster dibunuh di benua tersebut.
Sementara itu, Asia menempati urutan kedua dengan tujuh orang dibunuh. Mereka terdiri dari seorang imam, dua suster, dan empat awam.
Posisi berikutnya ditempati Afrika, yakni tiga imam, seorang suster, dan seorang katekis.
Yang terakhir adalah Eropa dengan kasus pembunuhan dua imam. Jadi selama tahun 2015, sudah 13 imam dibunuh dengan empat suster dan lima awam.
Kebanyakan kasus pembunuhan para pelayan pastoral ini terjadi dalam kasus-kasus perampokan.
Hanya sedikit kasus yang murni penganiayaan dan pembunuhan.
Namun banyak orang menilai, kasus perampokan hanyalah bungkus belaka.
Para pelayan yang dibunuh merasul di tengah konteks sosial yang biasanya sedang dilanda persoalan, baik kemiskinan, penindasan, keterbelakangan maupun ketidakadilan.
Mereka menjadi pelayan Gereja, membantu orang kecil, membela orang tertindas mengurusi yatim piatu dan korban narkoba, dll.
Disinyalir, karena karya-karya itulah, mereka mengalami intimidasi, teror hingga harus kehilangan nyawa –bahkan dibunuh bersama orang yang mereka layani.
Menanggapi pembunuhan para pelayan pastoral ini, dalam salah satu Renungan Doa Angelus, Paus Fransiskus mengatakan, “Kemarin, seperti hari ini, terus muncul kegelapan dengan menolak kehidupan.
Tapi sinar yang masih kuat adalah cahaya cinta yang mengalahkan kebencian dan menciptakan dunia baru.”
sumber : disini
disini
[Continue reading...]